Menu

Mode Gelap
Wahyudi El Panggabean: Nilai Seorang Wartawan Ditentukan Karya Jurnalistiknya Transmart Kubu Raya Akan Tutup pada 30 April 2025 Kenapa Kita Sering Gagal Tidur Nyenyak di Malam Hari? Ini 5 Kebiasaan yang Diam-Diam Merusaknya Viral Isu Lahan Mangrove, Bupati Sujiwo Bertindak Tegas! Sambut Hari Bumi Nasional, Kapolsek Tualang Bersama Kemenag Lounching Gerakan Tanam 1 Juta Pohon di Lokasi Man Insan Cendekia Siak

Milenial · 25 Apr 2025 04:42 WIB ·

Wahyudi El Panggabean: Nilai Seorang Wartawan Ditentukan Karya Jurnalistiknya


 Wahyudi El Panggabean: Nilai Seorang Wartawan Ditentukan Karya Jurnalistiknya Perbesar

Direktur Utama, Lembaga Pendidikan Wartawan, Pekanbaru Journalist Center (PJC), Drs. Wahyudi El Panggabean, M.H.,MT.BNSP.,C.PCT, mengatakan, wartawan selaku pemburu informasi tidak perlu “mengemis-ngemis” untuk bersilaturrahmi dengan pejabat.

“Tugas utama seorang wartawan berburu informasi, kemudian melaksanakan kewajiban perimbangan berita melalui permintaan konfirmasi,” kata Wahyudi saat berdiskusi dengan sejumlah wartawan, di Kafe: “Kopi Dari Hati”, Jalan Pasir Putih, Tanah Merah, Siak Hulu, Kampar, Rabu (23/4), siang.

Diskusi yang berlangsung sekitar 150 menit itu diinisiasi Owner Burkas.Id, Ali Amran Piliang guna mendengar arahan dari Wahyudi sehubungan kekecewaan para wartawan yang tergabung dalam Grup WashAp Korem 031/Wira Bima, karena belum terwujudnya rencana silaturrahmi pers dengan Danrem Wira Bima, Brigjend. TNI Sugiyono.

“Wajar, rekan-rekan wartawan kecewa, karena rencana silaturrahmi itu, memang sudah sejak dua bulan silam,” kata Ali Amran.

Menurut Wahyudi, rencana silaturahmi atau semacam “Coffee Morning” pers dengan pejabat merupakan hal yang baik. “Tetapi, wartawan jangan sampai mengemis-ngemis-lah. ‘Gak mau orang silaturrahmi dengan kita, ya sudah!” kata Wahyudi.

Tugas prioritas seorang wartawan kata Wahyudi, justru melaksanakan prosesi pekerjaan jurnalistik sesuai Kode Ethik Jurnalistik Indonesia (KEJI).

Undang Undang Pers No.40 Tahun 1999 kata Wahyudi memberi kemerdekaan kepada wartawan untuk merekonstruksi fakta-fakta di balik peristiwa guna memeroleh informasi kebenaran.

Semua kinerja perburuan informasi itu, lajutnya, mesti berpedoman pada KEJI. “Jadi, silakan buru informasi tentang kasus apa saja. Tentang siapa saja. Tetapi, sebelum dimuat mesti dilakukan verifikasi dengan oknum terberita. Melalui konfirmasi,” katanya.

“Jadi perimbangan berita itu, mutlak diperlukan sesuai amanah KEJI,” tegas Wahyudi.

Masalah kemudian muncul, jika wartawan sudah kurang tertarik berburu informasi ke lapangan. Baik melaui liputan reportase. Apalagi, melakukan investigasi.

Padahal, dari kepiawaian melakukan reportase dan investigasi inilah nilai (value) seorang wartawan ditentukan. “Karena standar kompetensi seorang wartawan ditentukan produk jurnalisnya,” katanya.

Pemuatan berita-berira rils instansi yang bersifat seremonial, demikian Wahyudi, pada akhirnya menjebak wartawan itu sendiri. “Nilai materinya juga tak seberapa. Apalagi nilai harga diri,” katanya.

Inisiator Acara Diskusi Jurnalistiki, Ali Amran Piliang, mewakili peserta mengungkapkan rasa terima kasih atas kesediaan Wahyudi berbagi pengalaman.

“Kami berharap acara seperti ini bisa berlanjut dan ditingkatkan pada kajian jurnalistik yang lebih serius,” harap Ali Amran.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Redaktur

Baca Lainnya

Wahyudi El: Pers Wajib Dukung Prabowo Berantas Korupsi

1 Februari 2025 - 01:47 WIB

Tahukah Anda: Kejayaan Wartel pada Masanya

29 Desember 2024 - 04:54 WIB

Laskar Melayu RMB -LHMR Perawang resmi buka UMKM

3 Oktober 2024 - 07:02 WIB

Kesedihan Ikang Fawzi Ditinggal Istri Meninggal

2 Oktober 2024 - 09:03 WIB

Juara Internasional Olimpiade Paris 2024 Panjat Tebing, Veddriq Disambut Meriah Warga Kalbar

21 Agustus 2024 - 07:50 WIB

INDODAX Short Film Festival 2024: Ajang Prestisius bagi Sineas Muda Indonesia!

12 Agustus 2024 - 04:35 WIB

Trending di Milenial