insanjurnalis.com – Tradisi Meriam Karbit menjelang hari raya Idul Fitri adalah momen yang ditunggu-tunggu warga Pontianak dan sekitarnya, bagi masyarakat Kalbar sudah tidak asing meriam karbit ini bisa kita kunjungi di tepian sungai Kapuas Pontianak.
Momen setahun sekali, setelah sebulan menunaikan ibadah puasa menyambut kemenangan dengan menyalakan meriam karbit adalah bentuk gembira masyarakat Pontianak khususnya tepian sungai Kapuas.
Uniknya, meriam karbit Pontianak berukuran jumbo alias besar, meriam yang digunakan ada yang terbuat dari balok pohon, besi dan pipa air besar.
Meriam balok adalah ciri khas original dari meriam Pontianak, namun seiring zaman tahun ke tahun masyakarat ada yang menggantinya dengan balok besi dan pipa berukuran besar yang bunyi itu tak kalah dahsyat menggetarkan jantung.
Sensasi menyalakan meriam inilah menjadi momen gembira masyarakat, dengan menyucul dengan obor. Tak kalah serunya meriam karbit Pontianak saling adu bunyi dan keunggulan dekorasi, setiap kampung/Gang masing-masing mempunyai panggung (panggar meriam bahasa Melayu Pontianak) ditepian sungai.
Jumlah meriam yang dipertunjukkan mulai dari 4 bahkan ada sampai 10 buah meriam karbit.
Momen malam takbiran adalah puncak menyalakan dan adu bunyi, di tepian sungai Kapuas Pontianak riuh dengan bunyi dentuman yang menggelegar serta saut-sautan meriam hingga menjelang subuh, tradisi meriam karbit biasanya berlangsung 3 hari ada yang sampai seminggu lebaran masih menyalakan meriam karbit.
Penulis: @de