Fenomena #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan generasi muda Indonesia. Tagar ini digunakan untuk menyuarakan keinginan mereka mencari peluang lebih baik di luar negeri, baik melalui beasiswa, pekerjaan, atau kesempatan lainnya. Unggahan dengan tagar ini sering kali membandingkan kehidupan di Indonesia dengan kehidupan di negara lain, mencerminkan kekecewaan terhadap kondisi ekonomi, politik, dan sosial di tanah air.
Tren ini juga terkait dengan fenomena ‘brain drain’, di mana talenta-talenta muda Indonesia memilih untuk menetap di luar negeri demi standar hidup yang lebih baik. Beberapa negara yang sering disebut sebagai tujuan migrasi adalah Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan Australia.
Dampak dari tren #KaburAjaDulu ini cukup signifikan terhadap bisnis domestik dan industri di Indonesia. Perusahaan menghadapi tantangan dalam mempertahankan tenaga kerja terampil, yang dapat memengaruhi inovasi dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pola konsumsi domestik juga berubah, dengan individu lebih fokus pada tabungan untuk migrasi, sehingga mengurangi pengeluaran untuk barang dan jasa lokal.
Pemerintah dan sektor swasta diharapkan dapat bekerja sama untuk menciptakan peluang yang menarik bagi talenta lokal agar tetap berada di Indonesia, melalui peningkatan kualitas hidup, penyediaan lapangan kerja yang sesuai, dan pengembangan kebijakan yang mendukung.