insanjurnalis.com – Umat agama Islam seluruh penjuru dunia menyambut malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak doa dan ibadah sholat malam, Nisfu memiliki arti yakni pertengahan. Sehingga, Nisfu Syaban adalah pertengahan di bulan Syaban.
Bulan Syaban juga bulan di istimewakan karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan. Tahun ini, bulan Syaban 1445 Hijriyah dimulai sejak matahari terbenam.
Banyak keutamaan malam Nisfu Syaban yang diyakini umat Islam, ada yang melakukan membaca surah Yasin berjamaah di masjid-masjid setelah bada magrib. Adapula yang mendoa dirumah sembari mentahlilkan orang atau sanak keluarga, orangtua yang sudah mendahului/meninggal.
Diyakini juga bulan Syaban itu, bulan yang di rahmati Allah SWT. Banyak versi dari para ulama ada yang mengatakan bulan Syaban Allah SWT memerintahkan para malaikat turun untuk membagi keberkahan kebaikan dan menentukan takdir untuk semua manusia di bumi.
Diriwayatkan dalam hadist oleh Athar’ Bin Yasar, Rasulullah SAW bersabda : Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya’ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu.
Keutamaan yang lain yakni malam penghapusan dosa, karena pada malam tersebut, Allah SWT mengampuni semua dosa-dosa hambanya selama satu tahun. Terhitung sejak malam tersebut hingga malam pertengahan bulan Syaban selanjutnya yaitu malam Lailatul qadar pada ramadhan.
Diriwayatkan Ahmad bin Nadlar oleh Sayyidina Mu’ad bin Jabar, Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT melihat kepada semua makhluknya pada malam pertengahan bulan Sya’ban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluknya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya).
Hikmah yang dapat dipetik dari hadist tersebut, umat Islam sebelum memasuki bulan suci ramadhan, di bulan Syaban ini Allah SWT mengutus para malaikat turun ke bumi mencatat amal ibadah hambanya perbuatan baik dan buruk serta menetapkan takdir. Allah SWT berfirman, “Segala sesuatu itu di sisi Allah adalah dengan ketentuan takdir”. (Q.S. Ar-Ra’d:8).